Aktif Latih Guru Selama Pandemi, Wabup Pakpak Bharat Raih API IGI 2022


Keterangan foto:
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Dana Hidayatullah menyerahkan Anugerah Pendidikan Indonesia Ikatan Guru Indonesia 2022 (API IGI 2022) kepada Wakil Bupati Pakpak Bharat, Mutsyuhito Solin di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/22). 

MEDAN - Nusantarapos.id:
Wakil Bupati Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Mutsyuhito Solin dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menerima Anugerah Pendidikan Indonesia Ikatan Guru Indonesia 2022 (API IGI 2022).


Penghargaan ini diberikan oleh Pengurus Pusat Ikatan Guru Indonesia (IGI) kepada 37 orang tokoh pendidikan, pejabat publik, politisi, agamawan dan tokoh masyarakat se Indonesia yang berkontribusi besar kepada dunia pendidikan, Kamis (15/9/2022) di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta. 


Mutsyuhito menjadi satu-satunya kepala daerah dari Sumut yang menerima API IGI di tahun 2022. "Kami mengusulkan Bapak Mutsyuhito Solin karena komitmen nyata beliau untuk mendukung guru menyelenggarakan pembelajaran di masa pandemi COVID-19," terang Ketua IGI Wilayah Sumut Dewi Sri Indriati Kusuma di Medan, Jumat (16/9/2022).


Lebih lanjut Dewi mengatakan, pandemi COVID-19 telah memberikan tantangan berat kepada guru. Seiring penutupan sekolah, guru dituntut mampu menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara efektif. Kegagalan dalam menjalankan PJJ berdampak kepada hilangnya kemampuan belajar siswa (learning loss). Guru perlu dilatih dan didampingi agar mampu menghadapi situasi darurat ini. 



"Selama masa pandemi, Bapak Mutsyuhito dan IGI bekerja sama melatih guru-guru Pakpak Bharat untuk menyusun materi dan menjalankan strategi PJJ baik secara daring dan tatap muka," tambahnya.


Terpisah, dihubungi melalui saluran telepon, Mutsyuhito mengatakan keberhasilan belajar siswa dalam pendidikan sangat dipengaruhi oleh guru dan siswa itu sendiri. Mengutip studi yang dilakukan Profesor John Hattie dari University of Auckland (2014), Ia menyebut peran dan kualitas guru berkontribusi sebesar 30 persen kepada prestasi belajar siswa. 


Sedangkan 49 persen dari keberhasilan siswa dipengaruhi oleh karakter siswa itu sendiri. Sekolah, rumah, dan lingkungan hanya berkontribusi masing-masing 7 persen. "Artinya semakin baik mutu guru kita, maka akan semakin baik pula mutu lulusan pendidikan kita," terangnya.


Lebih lanjut Mutsyuhito mengatakan, kualitas guru akan terjaga jika diberikan pelatihan dan pendampingan secara terus menerus. Terlebih pada masa pandemi COVID-19, dimana pembelajaran tidak bisa dilaksanakan secara konvensional maka guru harus dilatih menghadapi situasi baru ini. Guru jangan dibiarkan sendirian menghadapi masalah PJJ. ”Pemerintah daerah harus hadir untuk membantu guru mencari jalan keluar,” tegasnya.


Mutsyuhito mengakui pelatihan guru membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Namun Ia mengatakan, keterbatasan anggaran pemda tidak seharusnya membatasi jumlah dan durasi pelatihan kepada guru. 


Tidak semua pelatihan guru harus diorganisir dan ditanggung sepenuhnya oleh pemda. Pemda bisa berkolaborasi dengan organisasi profesi guru, organisasi mitra pembangunan, dan swasta dalam menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan. 


"Pemda tinggal menjadi jembatan agar organisasi-organisasi ini bisa bekerja sama dengan guru-guru kita di daerah. Hal ini yang kami lakukan di Pakpak Bharat. Kami bekerja sama dengan IGI untuk membantu guru menjalankan PJJ," tukasnya. (NSP.Red/PR/S.03).

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu