Kasus Ferdi Sambo Menjadi Catatan Hitam di Tubuh Polri, Kristianus Dachi: "Segera Revolusi Mental Petinggi di Tubuh Polri"

Foto:
Kader GMNI dan Ketua Bidang HIPMI PT SUMUT Kristianus Dachi


Medan - Nusantarapos.id: Nama baik Institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat ini tengah menghadapi masalah dengan peristiwa "Polisi Tembak Polisi", yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdi Sambo.


Peristiwa ini juga merupakan satu catatan hitam yang terjadi dimasa kepemimpinan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo, ditengah Jenderal bintang empat ini sedang terus berusaha menggalakkan Program PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, dan Berkeadilan) nya.


Kristianus Dachi, Kader GMNI dan Ketua Bidang HIPMI PT SUMUT, saat dimintai keterangannya menyampaikan, "peristiwa yang mengakibatkan kematian Brigadir Josua ini jelas telah mencoreng nama baik Institusi Kepolisian, terlebih peristiwa tersebut, terjadi di rumah dinas salah satu petinggi Polri yang menjadi simbol dari Pembinaan Profesi dan Pengamanan di lingkungan Internal Polri (Kadiv Propam Polri). 


Hal tersebut disampaikan Dachi kepada redaksi Nusantarapos.id melalui pesan WhatsApp pada Selasa (26/07/2022).


Presiden Joko Widodo sendiri pun sudah tiga kali menyampaikan dan meminta agar kasus ini segera diusut tuntas dan transparan. Jangan ada udang dibalik batu, ungkap Presiden.


Masih Dachi, sapaan akrab, Sangat memilukan, saat Institusi Polri diketahui sedang gencar-gencarnya melakukan perbaikan ditubuh internal, kini justru salah satu simbol penting didalam Institusinya harus tertimpa masalah besar dan Polri harus tegar dalam menanggung beban rasa malu ini


Propam Polri merupakan salah satu Divisi di Polri yang bertanggung jawab kepada masalah pembinaan profesi dan pengamanan di lingkungan internal Polri. Divisi ini berupa pelaksana staf khusus yang tersedia langsung di bawah Kapolri. Seharusnya tidak melakukan perbuatan yang merusak nama baik institusi Polri.


"Banyak pertanyaan muncul, kenapa bisa terjadi, apa motifnya, dan siapa dalangnya, hingga sekarang kasus ini masih menjadi misteri dan belum dapat dituntaskan kejadian yang sebenarnya," tambahnya.


Untuk itu, Kapolri harus mengambil tindakan tegas, terukur, dan secepatnya untuk segera memberikan instruksi kepada seluruh jajarannya agar segera memperbaiki citra institusi kepolisian kepada publik dengan cara mengungkapkan kejadian ini setransparan mungkin tanpa adanya hal yang perlu ditutup-tutupi.


Walaupun sejauh ini sikap Kapolri terlihat jelas dalam upayanya untuk menyelesaikan kasus kematian Brigadir J secara transparan, di tambah lagi, Kapolri sudah menon-aktifkan beberapa perwira polisi diantaranya, Irjen Pol. Ferdy Sambo, Karo Paminal Divisi Propam Brigjen Pol. Hendra Kurniawan dan Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol. Budhi Herdi Susianto dari jabatannya.


Jika Kapolri tidak dapat melaksanakan dan meluruskan program “PRESISI POLRI” maka Presiden RI harus segera mengambil tindakan tegas agar kasus Irjen Ferdi Sambo ini dapat diungkap secepatnya, sehingga masyarakat luas dapat mengetahui kejadian yang sebenar-benarnya, ujar Dachi.


"Melalui kasus ini, Kebijaksanaan Kapolri dalam mengambil sikap dan langkah yang tepat akan dapat mengembalikan marwah institusi Polri dimata masyarakat dan meyakinkan masyarakat bahwa institusi Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Listyo Sigit memang mampu mewujudkan ketertiban, ketentraman, dan kenyamanan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia". Pungkas Dachi. (NSP.Red/PR/HI).

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu