Asni Dewi Siregar Bantah Kericuhan di SDN Itu Mengada-ada Beritanya


Keterangan Foto:
Terlihat jelas, Arogansi oknum wartawan Rahmatsyah dari media online Kabar Riau, menunjuk-nunjuk jarinya, saat di hadapan para guru sekolah SD Negeri-064973.

Medan - Nusantarapos.id: Plt Kepala Sekolah SDN 064973, Asni Dewi Siregar mengecam dan membantah pemberitaan yang dinaikkan salah seorang oknum mengaku wartawan diketahui bernama Rahmatsyah dari media online Kabar Riau, beberapa hari kemarin, dengan judul: Kericuhan Antara FGTT Medan Tembung Dengan Kepsek SDN 064973.


Berita itu tidak benar. Malah terbalik, yang ricuh dan membuat onar itu adalah oknum wartawan media online tersebut dengan guru-guru di sekolah kami, sebagaimana rekaman video yang kami miliki, kata Asni Dewi Siregar, kepada wartawan sembari menunjukkan rekaman video tersebut, Sabtu (16/7/2022).


"Tidak benar berita itu, saya santai saja ketika oknum wartawan media online itu ngomong panjang lebar dengan guru-guru disini (red.di sekolah), memang saya lihat dia arogan, malah terbalik, yang membuat kericuhan itu adalah wartawan itu sendiri, mengintimidasi, membuat onar sehingga tidak menyenangkan bagi para guru disini, kami melihat tidak ada etika-nya", ujar Asni Dewi geram.


Sambungnya lagi. Kehadiran oknum wartawan media online itu datang kesekolah kami, kami menduga ingin menjadi pahlawan memperjuangkan salah seorang guru honorer.


Berawal dari masuknya 8 orang guru PPPK yang ditempatkan di SDN 064973. Otomatis ada 8 guru honor yang tidak memegang kelas lagi. Salah satu guru yang bernama Ramot merasa keberatan tidak memegang kelas lagi.


Tetapi sampai hari ini guru honor tersebut belum dikeluarkan dan masih terdaftar di dalam dapodik sekolah. Sedangkan sisanya 7 orang lagi tidak ada yang keberatan dan mereka juga masih terdaftar di dapodik. Kepala Sekolah berusaha mencari tempat mengajar di Sekolah Dasar Negeri yang lain agar bisa mereka menyambung dapodiknya di tempat yang baru.


Masih kata Asni Dewi, Tuntutannya agar guru honor tersebut tetap mengajar, padahal kelas sudah full dipegang guru P3K. Meminta menjadi guru matpel yaitu guru pjok, bahasa Inggris padahal guru matpel sudah ada, meminta menjadi guru bidang studi yang lain, padahal di SD yang ada wali kelas. Di samping itu ijazah-nya tidak linier, artinya, Sarjana Pendidikan Tehnik Informatika, seharusnya ia mengajar di SMP dan SMA bukan di SD, ungkap Asni Dewi Siregar, bebernya.


Tapi dia ngotot dan mengintimidasi guru disekolah ini dengan kata-kata lantang dan kasar, 'saya ini wartawan..., wartawan... sambil menghunjuk - hunjuk jari nya ke seseorang, seolah-olah menakut - nakuti guru disini, hingga suasana pun menjadi tidak nyaman, karena perilaku kasar oknum wartawan media online tersebut, jelas kami tidak terima. Dan rencananya akan kami laporkan ke Polrestabes Medan, ujar Asni Dewi Siregar, tegasnya.


Semua rekaman video saat oknum wartawan media online itu mengintimidasi guru dan membuat onar di sekolah kami ada kami simpan, bahkan telah kami bagikan ke beberapa pihak, guna mendalami, prilaku kasar oknum wartawan itu.


Kalau kami lihat, sengaja dipancingnya guru-guru disini agar timbul kericuhan yang tidak diingini, akan tetapi guru-guru di sini tidak terpancing. Dirong-rong nya semua guru disini, dengan kata-kata lantang kasar- nya itu, 'saya ini wartawan.., wartawan.., dengan menghunjuk - hunjuk jari tangannya, kata Asni Dewi Siregar.


Diakhir penyampaiannya kembali ditegaskan Asni Dewi Siregar, akan melaporkan oknum wartawan Media Online Kabar Riau itu yang datang kesekolah kami ke Dewan Pres, serta ke ranah hukum Senin besok, dengan delik aduan, fitnah dan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kata Asni Dewi Siregar. (NSP Red/PR/S.03).

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu