Komunikolog: "Prabowo Sebaiknya Jadi King Maker di Pilpres 2024", Waketum Gerindra Berpandangan Sebaliknya


Keterangan foto:
Komunikolog: "Prabowo Sebaiknya Jadi King Maker di Pilpres 2024", Waketum Gerindra Habiburokhman justru Berpandangan Sebaliknya.

Jakarta - Nusantarapos.id:
Menurut para pengamat dan komunikolog menilai bahwa Prabowo Subianto sebaiknya menjadi "King Maker" saja dalam kontestasi Plpres 2024.


Menteri Pertahanan ini dinilai sudah teruji dan terbukti intuisi dan kinerjanya sebagai seorang King Maker yang dianggap selalu berhasil. Pertama saat mengajak Jokowi dari Walikota Solo untuk bertarung sekaligus memenangkan Pilgub DKI 2012, dan menjabat sebagai Gubernur hingga 2014.


Dan akhirnya Jokowi diusung PDI-P menjadi Presiden yang sekaligus menjadi rivalnya pada Pilpres 2014 - 2019, hingga Pilpres Jilid II pun Prabowo kalah dalam kontestasi tersebut.


Sehingga menurut Asosiasi Komunikolog Profesional berbicara tentang kans Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Kalangan akademisi itu menilai Prabowo sebaiknya menjadi king maker saja.


Sebaliknya Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman menanggapi pandangan para komunikolog soal Ketua Umum Prabowo Subianto dinilai lebih cocok menjadi king maker di pertarungan Pilpres 2024. Habiburokhman mengatakan pihaknya justru berpikir berseberangan dengan pandangan itu.


"Kami berpikir sebaliknya. Saat ini justru momentum emas Prabowo untuk maju dan menang Pilpres 2024," kata Habiburokhman saat dihubungi, Minggu (26/6/2022).


Habiburokhman mengibaratkan kontestasi pilpres seperti bermain sepakbola. Menurutnya, yang lebih memahami permainan adalah pemain dan pelatih, bukan pengamat.


"Ibarat main sepakbola, yang paling paham pastilah praktisi sepakbola, yaitu para pemain dan pelatih, bukan pengamat," katanya.


Habiburokhman menilai pihaknya memiliki referensi lebih lengkap ketimbang pengamat. Ihwalnya, lanjut dia, politikus terjun langsung di tengah-tengah masyarakat.


"Referensi kami sebagai politikus pasti lebih lengkap dari para pengamat karena kami ada dan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat," ujar anggota Komisi Hukum DPR itu.


Habiburokhman menyebut kinerja Prabowo di pemerintahan mendapat tingkat kepuasan cukup tinggi dari masyarakat. Menurutnya, hal itu beriringan dengan ekspektasi masyarakat untuk dipimpin Prabowo sebagai presiden di periode selanjutnya.


"Kami tahu betul betapa tingginya tingkat kepuasan masyarakat atas kinerja Menhan. Hal tersebut paralel dengan ekspektasi masyarakat untuk dipimpin Pak Prabowo sebagai Presiden," lanjut Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR itu.


"Kalau 2014 dan 2019 Pak Prabowo selalu dibenturkan dengan pengalaman memimpin di kancah nasional, sekarang hal tersebut sudah sirna seiring dengan maksimalnya kinerja beliau sebagai Menhan," imbuh dia.


Lebih lanjut, Habiburokhman menyebut Prabowo merupakan sosok pemimpin pemersatu bangsa. Baginya, Prabowo bisa diterima di semua elemen.


"Kalau ada yang bilang kita butuh pemimpin pemersatu bangsa, saya pikir ya Pak Prabowo-lah orangnya. Beliau bisa diterima di semua elemen politik," katanya.


Secara terpisah, komunikolog Salemba School, Effendi Gazali, menyampaikan soal perhitungan tren kemenangan Prabowo secara matematis.


"Berapa persen angka diperoleh Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019? Tentu itu angka berdua, dan ada juga angka masing-masing. Tapi kenapa sekarang menjadi turun? Kemungkinan terbesar karena dianggap meninggalkan konstituen, walau tentu bisa juga ada kemungkinan tambahan peminat. Tapi secara objektif, memang trennya turun," kata Effendi.


Effendi melanjutkan memang masih ada waktu dan berbagai upaya untuk menaikkan daya tarik semua kandidat, termasuk Prabowo. "Namun koalisi yang digagas juga harusnya menambah peluang, bukan membuat peluang makin kecil," katanya.


Lebih lanjut, komunikolog Universitas Hasanuddin, Hasrullah, mendorong Prabowo dapat mempertimbangkan calon dari kawasan Indonesia Timur apabila berperan sebagai king maker. "Ketika berperan sebagai king maker, semoga Prabowo mempertimbangkan calon dari kawasan Indonesia timur. Itu sudah merupakan captive-market untuk mendapatkan pemilih," katanya. (fNSP.Red/PR/Dtk/ca/gbr).



Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu