Moment saat Presiden Jokowi bersilaturahmi ke Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri di kediamannya Jln. Teuku Umar, Jakarta. (Foto. Kompas.TV).
Jakarta - Nusantarapos.id: Suhu di tubuh internal PDI Perjuangan makin memanas. Setelah Jokowi memberikan sinyal mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres di Pilpres 2024 saat menghadiri Rakernas ProJo beberapa waktu lalu.
Benih-benih perpecahan di partai berlambang banteng moncong putih ini pun terus mengemuka. Mengutip berita jakarta.poskota.co.id, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Dadang Rahmat mengungkapkan figur dalam partai politik memang jadi kekuatan tersendiri.
Pada PDIP terdapat sosok Megawati yang sudah menjadi tiang sosok kekuatan partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Namun saat ini kekuatan Presiden Jokowi juga harus perlu diperhitungkan.
Namun mungkinkah Kekuasaan Ketua Umum PDIP dapat dikudeta Jokowi? Ia pun menilai potensi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikudeta oleh Presiden Joko Widodo tetap ada. Walaupun peluangnya kecil. Mengingat sosok Megawati yang kental dengan ayahnya selaku proklamator Soekarno tidaklah mudah digoyahkan.
Dadang Rahmat turut memberikan contoh beberapa partai yang dulu punya sosok kuat. "Kalau misalnya Golkar, Golkar itu relatif kalau dulu di awal-awalnya selalu militer, ke sininya pengusaha, dan bisa dari kelompok manapun, dari faksi-faksi yang selama ini ada di Golkar. Itu dinamis,” tegasnya.
Selain ada ada PKB, menurutnya, partai ini tidak akan jauh dari lingkar-lingkar NU. Di partai ini juga punya pengaruh kuat keluarga Gus Dur terbilang signifikan.
Namun untuk PDIP, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad ini menilai bahwa saat PDI-P ini sangat kental dengan trah keluarga sang proklamator Bung Karno.
Memang ada kemungkinan Megawati dikudeta seperti keluarga Gus Dur dikalahkan Cak Imin. Sebab dalam politik semua kemungkinan bisa saja terjadi.
Tapi peluang itu teramat kecil. Ini lantaran PDIP dibangun dengan landasan ideologis yang kultural, yakni ideologis dari keluarga Bung Karno“, pungkasnya. (NSP.Red/Jkrta.Poskota).
0 Komentar