Mabes Polri Ungkap Siapa Petinggi di Belakang Platform Aplikasi Trading Binomo


(Keterangan Gambar) : Indra Kesuma alias Indra Kenz, Afiliator aplikasi trading Binary Option Binomo saat diperiksa di gedung Mabes Polri.

Jakarta - Nusantarapos.id:

Penelusuran mengenai siapa petinggi Binomo yang berada di luar negeri diungkap oleh Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) II Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Kombes Chandra Sukma Kumara. Menurut dia, meski polisi sudah mengantongi identitas bos platform Binomo yang berada di luar negeri, namun penyidik tak bisa langsung menangkap.


Teka-teki mengenai siapa sebenarnya petinggi aplikasi Binomo perlahan terungkap. Binomo merupakan sebuah platform trading yang menyediakan aset perdagangan berupa emas, perak, saham, dan valuta asing yang kini diduga merupakan kedok dari aksi penipuan.


Menurut Chandra, bos platform Binomo merupakan warga negara asing (WNA) dan saat ini berada di luar negeri. Namun, dia tidak mengungkapkan di negara mana bos Binomo itu berada. “Belum, masih didalami (upaya penangkapannya), karena kalau di luar negeri, platform aplikasi Binomo ini soalnya legal, dan bukan kewenangan otorisasi kami,” kata Chandra di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (8/4/2022).


Informasi tentang sosok petinggi Binomo itu diperoleh berdasarkan pemeriksaan terhadap tersangka Brian Edgar Nababan (BEN). Dia merupakan pegawai sebuah perusahaan bernama 404 Group yang bermarkas di Rusia404 Group merupakan perusahaan yang berafiliasi dengan platform Binomo.


“Karena memang dia ini kan (BEN) masih pegawai, dia punya bos lagi. Ada bosnya itu, tapi tidak akan kami ungkap. Ini orang asing,” ujarnya. Chandra mengatakan, pusat platform trading Binomo ada di Rusia. Menurut dia, platform trading itu masuk ke Indonesia melalui perantara Brian.


"Awalnya kami kan enggak tahu nih Binomo ini di Indonesia apa Rusia. Tapi, setelah ketangkapnya tersangka BEN ini, barulah terungkap bahwa Binomo di Rusia itu masuk ke Indonesia melalui BEN," ucap Chandra. Brian Edgar Nababan ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan aplikasi Binomo setelah menjalani pemeriksaan pada 1 April 2022.


"Data ataupun digital forensik terus kita dalami. Karena orang itu (BEN) nggak mungkin ngomong atau ngaku, nggak akan. Begitu sudah kita sodorin angka (bukti) baru dia ngaku," jelas Chandra.


Secara terpisah, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Brigjen Whisnu Hermawan mengatakan, Edgar pernah kuliah di Rusia  sebelum bergabung dengan Binomo. "Brian Edgar Nababan kuliah di Rusia sejak 2014, kemudian di Oktober 2018," kata Whisnu melalui keterangan tertulis pada (03/04/22) lalu.


Menurut Whisnu, Brian mendaftar di 404 Group yang bekerja sama khusus dengan aplikasi Binomo dan diterima sebagai customer support. Brian, kata dia, bertugas menerima keluhan dari pemain Binomo terutama yang berada di Indonesia.


Berdasarkan hasil pemeriksaan tim penyidik, Brian berperan menawarkan kepada influencer Indonesia untuk menjadi mitra (Afiliator) Binomo dengan keuntungan sistem bagi hasil.


Pada Februari 2019, Brian mendapatkan jabatan sebagai Development Manager Binomo yang bertugas menawarkan kepada influencer Indonesia untuk menjadi mitra Binomo di Indonesia.


Dalam kasus dugaan penipuan investasi Binomo, sampai saat ini penyidik sudah menetapkan ada 4 tersangka yakni Influencer Indra Kesuma atau Indra Kenz, Fajar Suhartami Pratama alias Fakarich, Development Manager Brian Edgar Nababan, dan admin Indra Kenz bernama Wiky Mandara Nurhalim. (NSP.Red/PR/Kmps).

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu