Cerita Dan Sejarah Mengapa Masjid Koto Tuo, Jambi, di Namakan Masjid Keramat


(Gambar) : Masjid Keramat Koto Tuo, Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.


Jambi - Nusantarapos.id : 
Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Masjid Keramat. Terletak di Desa Koto Tuo, Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.


Masjid yang dibangun pada abad ke 18 ini merupakan masjid tertua di Kabupaten Kerinci, Jambi.


Sejarah Masjid Keramat


Masjid Koto Tuo dikenal sebagai masjid Keramat karena masjid ini selalu dapat terhindar dari bencana. Beberapa kali, bencana terjadi di sekitar masjid, namun masjid masih berdiri kokoh.


Menurut cerita masyarakat setempat, pernah terjadi bencana kebakaran pertama pada tahun 1903, akibat makar sedadu kompeni. Pihak Kompeni membakar desa. Banyak rumah-rumah disekitar masjid yang hancur akibat amukan si jago merah. Namun, Masjid Keramat Koto Tuo dapat luput dari lalapan api.


Peristiwa serupa terjadi pada 1939, masjid kembali dapat terhindar dari peristiwa kebakaran. Begitu pula ketika tahun 1942, terjadi gempa bumi dahsyat yang menghancurkan bangunan di sekitar masjid. Masjid Keramat Koto Tuo dapat selamat dari bencana tersebut.


Arsitektur Masjid Keramat 

Berdasarkan sejarah yang bersumber dari orang Belanda (1895), disebutkan bahwa masjid Keramat Koto Tuo merupakan salah satu masjid tertua dengan asitektur termegah dan terunik di Kerinci. 

Masjid beratap tumpang dengan interior di dominasi kayu dengan hiasan berupa ukiran sulur-suluran dan geometris. Pada tahun 1926, lantai masjid diganti dengan semen dan atapnya diganti dengan seng. Atap dengan bentuk tumpang tiga, dengan puncak berupa mustaka masih bertahan hingga saat ini.

Di sisi lain, masjid berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 27 x 27 dengan dinding kayu maupun tembok. Dinding yang terbuat dari tempok terdapat di bagian timur dengan hiasan tempelan dari ubin keramik dan baluster kayu sebagai ventilasi. Sedangkan, dinding lainnya masih terbuat dari kayu yang setiap sudutnya berhiaskan sulur-suluran. Pintu masjid berdaun ganda dengan hiasan ukiran bermotif geometris dan tempelan tegel keramik.


Bagian Dalam Masjid Keramat

Pada bagian dalam, masjid ditopang dengan 25 buah tiang kayu yang berbentuk segi delapan dan berhias motif tumpal. Satu tiang saka guru dikelilingi dua kelompok tiang yang masing-masing berjumlah empat dan 20 buah tiang.


Pada tahun 1927-1928, tiang saka guru mulai mengalami perubahan, yaitu diberi lapisan semen setinggi 4,5 meter dan dihiasi dengan keramik bermotif flora dan geometris. Namun tidak semua bagian mengalami perubahan. Tempat adzan yang berada di atas tiang utama tetap dipertahankan.


Tempat muadzin ini berbentuk mirip panggung kecil yang pada bagian tepi terdapat pagar keliling dengan hiasan motif sulur-sulur. Mimbar masjid berukuran 2,24 x 1,48 meter yang dihiasi juga dengan sulur-suluran. Mimbar memiliki empat buah tiang berbentuk segi delapan yang semakin ke atas semakin kecil dengan hiasan sulur-sulur.


Sedangkan, mihrab berbentuk segi lima dengan hiasan motif sulur-suluran, tempelan tegel keramik, dan pada sisi luar atapnya berbentuk kubah dengan puncak mustaka. Dengan ragam hiasan yang melekat, masjid tampak megah, sayangnya belakangan ini kemegahan masjid tenggelam dengan pemukiman penduduk yang terdapat disekitarnya.(NSP.Red/PR).


Sumber:
jambi.kemenag.go.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu