Berikut Alasan Mengapa Tsamara Nyatakan Mundur Dari PSI

(Keterangan Gambar : Tokoh wanita muda, cerdas dan cantik dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany Alatas menyatakan mundur dari kepengurusan, hal tersebut diketahui publik melalui akun instagram pribadinya @tsamaradki pada Senin, 18 April 2022 lalu.)

Jatim - Nusantarapos.id
: Tokoh wanita muda, cerdas dan cantik Tsamara Amany Alatas telah menyatakan mundur sebagai kader dan pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhitung sejak Senin, 18 April 2022.


Tsamara Amany Alatas yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui akun instagram pribadinya @tsamaradki menyatakan pengunduran dirinya dari kepengurusan partai pada Senin (18/4/2022) lalu. Tsamara menyampaikan bahwa alasan dirinya mundur sebagai kader dan pengurus PSI karena ingin menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan di luar partai politik (parpol).


Pasca mundur dari kader dan pengurus PSI, potongan video Tsamara sedang berbincang dengan seseorang berdurasi sekitar 35 detik viral saat sedang memuji sosok tokoh publik Anies Rasyid Baswedan yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Potongan video berdurasi singkat tersebut diunggah oleh akun TikTok @alerta98_ pada hari Selasa, 19 April 2022 kemarin. Dalam video singkat tersebut, Tsamara tampak mengagumi sosok Anies Rasyid Baswedan.


"Yang saya kagumi dari Pak Anies dia sangat menjunjung tinggi yang dia sebut tenun kebangsaan, toleransi dan bagi saya dia adalah salah satu tokoh yang moderat ketika itu," ujar Tsamara dalam potongan video viral tersebut.


Selain itu, dalam potongan video singkat tersebut Tsamara juga tampak mengajak anak-anak muda untuk berjuang memenangkan tokoh yang memiliki track record bagus. "Aku selalu bilang anak-anak disana jangan diam, kalian harus menangin orang-orang yang mempunyai track record bagus dan mereka orang-orang yang moderat," kata Tsamara.


Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @alerta98_ sejak hari Selasa (19/4/2022) sudah ada 427 orang yang menuliskan komentar, 7.172 akun menyukai unggahan tersebut, dan telah dibagikan sebanyak 140 kali. Komentar netizen dalam unggahan tersebut pun beragam. Dalam unggahan tersebut mayoritas netizen memberikan komentar terkait keputusan mundurnya Tsamara dari PSI.


"Seandainya si cantik ke kubu partai pendukung Anis akan tambah cantik," ujar akun @osa_ns. Selanjutnya dikutip melalui akun @hannajosetorres "Nih yah suaminya Tsamara itu pengagum Pak Anies, saat mereka nikah kan Pak Anies diundang.”Komentar tersebut kemudian dibalas oleh akun @alerta98_ . "Sama-sama saling mengagumi hanya karna terhalang partai," tulis akun tersebut.


"Tsamara lo itu cantik dan cerdas, tapi salah tempat, alhamdulillah sekarang sudah sadar," tulis akun @angin040. Pemilik akun @haerulumam28 juga memberikan komentar serupa sebagai berikut "Pada akhirnya semua dukung Anies, karena bangsa ini butuh generasi muda... yg punya kemampuan untuk memajukan bangsa ini."


Sementara itu, sebelum mundur sebagai kader dan pengurus PSI, selama lima tahun mengabdi di PSI, Tsamara kerap kali memberikan kritik tajam kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Setidaknya, melalui akun Twitter @TsamaraDKI pada 11 September 2020 pernah memberikan 10 catatan kritik tajam kepada Anies Baswedan melalui catatan dari Fraksi PSI di DPRD Provinsi DKI Jakarta. Di antaranya:


1. Pemprov DKI agak lambat melakukan test Swab

Gubernur Anies menyatakan bahwa Jakarta dalam situasi genting pada Maret 2020. Namun saat PSI melakukan sidak ke laboratorium Dinas Kesehatan pada pertengah Maret 2020, Pemrov DKI belum menyiapkan fasilitas untuk tes Swab dan akhirnya melayani Swab pada awal April 2020.

2. Contact Tracing Hanya 6 Orang Per Kasus

Pemutusan kontak yang dilakukan hanya untuk 1 kasus di Jakarta hanya 6 orang. Padahal idealnya harus melakukan contact tracing 20-30 orang per kasus.

3. Penumpukan Penumpang Akibat Kelangkaan Transportasi Umum.

Pertengah Maret 2020 Gubernur Anies pernah memberikan efek kejut kepada warga Jakarta dengan membatasi bus Transjakarta. Akibatnya penumpang menumpuk dan warga berdesak-desakan menunggu di halte yang akhirnya meningkatkan resiko infeksi virus.

4. Memberlakukan Aturan Ganjil-Genap

Pada Agustus 2020, Gubernur Anies kembali memberlakukan aturan ganjil-genap untuk mobil, lalu membuat lagi aturan ganjil-genap untuk kendaraan bermotor. Namun yang terjadi, perpindahan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum memiliki risiko penularan infeksi virus yang tinggi.

5. Tidak Ada Penegakan Aturan Yang Rutin dan Konsisten

Penegakan aturan di lapangan sangat lemah, terutama di gang-gang kampung, pasar, restoran, kafe dan tempat-tempat keramaian lainnya.

6. Pemprov DKI Tidak Menyediakan Tempat Khusus Isolasi/Karantina Bagi OTG dan Gejala Ringan

Tsamara menilai, selama ini Pemprov DKI hanya mengandalkan Wisma Atlet milik pemerintah pusat dan ruang isolasi di Rumah sakit. Seharusnya sejak awal bisa disiapkan tempat isolasi dan karantina menggunakan rusun, wisma, hotel, expo dan GOR.

7. Banyak Kasus Positif Terjadi di Pemprov DKI

Kantor-kantor Pemprov DKI Jakarta tidak lepas dari klaster penyebaran virus Covid-19, harus ada sistem evaluasi kerja didalam birokrasi agar pelayanan mayarakat tidak terganggu.

8. Gubernur Anies Sering mengeluarkan Kebijakan yang Membingungkan dan Kontradiktif.

Gubernur Anies kerap mengeluarkan wacana kebijakan yang kontradiktif seperti penerapan ganjil genap untuk sepeda motor, rencana pembukaan bioskop dan juga rencana ijin untuk UMKM berjualan di trotoar.

9. Gubernur Anies Tidak Transparan Dalam kriteria Rem Darurat

Gubernur hanya menjelaskan rem darurat akan diambil apabila kurva penularan Covid-19 melonjak di masa transisi, tanpa ada penjelasan lebih lanjut dan mendetail seperti rem daruratdiberlakukan untuk sekian jumlah kasus per hari.

10. Bansos Terlambat Diberikan dan Pelaksanaannya Sangat Lambat

Pemrov DKI perlu memperbaiki pola pemberian Bansos, beberapa alternatif untuk memperbaikinya adalah:

• Mengubah Bansos pemberian barang menjadi BLT. Cara ini akan sangat cepat dalam proses pemberian bantuan. Namun untuk mencegah kebocoran, perlu di pertimbangkan untuk membagikan secara cash-less.

• Jika tetap membagikan Bansos dalam bentuk barang, maka harus di pastikan bisa dipenuhi dengan cepat, dan akan lebih baik jika Pemprov DKI bisa lebih aktif men-suplai barang dari koperasi ke UMKM. (NSP.Red/Malangtimes).


Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu